Anhar Anggota DPRD Samarinda Tekankan Peningkatan Layanan Lebih Penting dari Pembangunan Gedung

Anggota Komisi IV DPRD Samarinda Anhar

SAMARINDA – Samarinda, sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, memiliki fasilitas kesehatan yang terbilang lengkap. Berbagai rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta, berdiri megah di kota ini. Namun, jumlah fasilitas medis yang banyak ternyata tidak serta-merta menjamin kualitas layanan yang optimal.

Di berbagai rumah sakit, antrean pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan kerap mengular panjang. Pelayanan yang diberikan tenaga medis pun masih sering dikeluhkan masyarakat. Situasi ini menandakan bahwa ada permasalahan mendasar dalam sistem kesehatan kota, yang tidak bisa hanya diatasi dengan menambah jumlah bangunan medis baru.

Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Anhar, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi layanan kesehatan di kota ini. Menurutnya, pembangunan rumah sakit yang megah dan modern tidak akan banyak berarti jika sistem pelayanan yang diberikan masih jauh dari harapan.

“Kalau kesehatan masyarakat ingin benar-benar diperbaiki, maka bukan hanya bangunan yang harus diperhatikan, tetapi juga kualitas pelayanannya. Tenaga kesehatan yang kompeten dan akses layanan yang lebih mudah harus menjadi prioritas utama,” ujarnya, Selasa (18/3/2025).

Ia menegaskan bahwa salah satu penyebab utama tingginya tingkat kunjungan pasien ke rumah sakit adalah lemahnya upaya pencegahan. Masyarakat masih cenderung mengabaikan pola hidup sehat, sementara kampanye edukasi kesehatan dari pemerintah juga dinilai kurang efektif.

Meskipun Samarinda memiliki rumah sakit dengan fasilitas yang cukup canggih, hal tersebut tidak akan memberikan dampak signifikan jika jumlah pasien terus membeludak. Rumah sakit yang kelebihan kapasitas akan berujung pada pelayanan yang lambat dan tenaga medis yang kewalahan.

“Tidak peduli seberapa modern rumah sakit yang dibangun, jika pasiennya selalu penuh, itu tanda ada yang salah dengan sistem kesehatan kita. Sebaliknya, jika rumah sakit hanya dikunjungi oleh sedikit pasien karena masyarakatnya sehat, maka itu baru bisa disebut berhasil,” tambah Anhar.

Karena itu, ia mendorong Pemkot Samarinda untuk lebih serius dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencegahan penyakit. Kampanye kesehatan yang masif, edukasi pola hidup sehat, serta akses layanan preventif yang mudah harus menjadi prioritas dalam kebijakan kesehatan daerah.

Keberhasilan sistem kesehatan suatu daerah tidak hanya diukur dari banyaknya fasilitas medis yang tersedia, tetapi juga dari seberapa sedikit warganya yang jatuh sakit.

Menurut Anhar, keberhasilan program kesehatan bisa dilihat dari rendahnya angka kunjungan ke rumah sakit karena masyarakat telah memiliki kesadaran tinggi terhadap pola hidup sehat.

“Kalau masyarakatnya sehat, berarti sistem kesehatan kita bekerja dengan baik. Ini yang harus menjadi fokus utama, bukan sekadar membangun gedung baru,” tegasnya.

Dengan pendekatan yang lebih menitikberatkan pada pencegahan, Samarinda diharapkan dapat mengurangi jumlah pasien di rumah sakit dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang lebih baik bagi seluruh masyarakatnya.(adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *